Kamis, 08 September 2011

8 Tanda Pernikahan Anda di Ambang Perceraian

img
Anda dan suami jarang menghabiskan waktu bersama? Kalian juga sudah tidak lagi saling menghargai? Dua hal itu termasuk tanda pernikahan Anda di ujung tanduk.

Memang rasanya berat jika pernikahan yang sudah dibangun ternyata tidak berjalan sesuai harapan. Namun kalau ternyata memang kenyataan tidak seindah impian, Anda tidak harus terus mempertahankan kenyataan itu.

Berikut delapan tanda sebuah pernikahan berada di ambang perceraian, seperti dikutip dari Womans Day:

1. Tidak Lagi Menjadi Pasangan
"Pasangan yang pernikahannya hampir berakhir, biasanya akan mulai bersikap tidak sebagai pasangan. Mereka saling menjauh dan tidak berhubungan satu sama lain," ujar Elayne Savage, PhD, penulis Breathing Room: Creating Space to Be a Couple.

Menurutnya, jika Anda dan si dia sudah tidak lagi menghabiskan waktu bersama, salah satu dari Anda lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja, bergaul, atau main internet, dan Anda merasa lega ketika tidak bersama pasangan, itu adalah tanda Anda dan si dia tidak lagi merasa terikat pada pernikahan.

2. Salah Satu Dari Anda Menolak Memperbaiki Pernikahan yang Retak
Ada banyak hal yang bisa membuat sebuah pernikahan diterpa masalah, seperti perselingkuhan, meninggalnya salah satu anggota keluarga atau problema seks. Menurut Allisa Bowman, penulis 'Project: Happily Ever After', masalah dalam pernikahan itu sebenarnya bisa diatasi asalkan pasangan mau melakukannya.

Namun jika ternyata hanya satu orang saja yang terus berusaha memperbaiki semua masalah itu, sementara pasangannya tak mau ikut serta, pernikahan tersebut sudah pasti retak. "Satu orang tidak bisa melakukannya sendiri," ujar Bowman. "Tidak mungkin bisa masalah selesai dengan cara seperti itu," tambahnya. Anda bisa menggunakan jangka waktu jika memang kasus ini terjadi. Kalau dalam kurun waktu setahun hanya Anda sendiri yang berusaha memperbaiki pernikahan tersebut, sepertinya perceraian adalah jalan terbaik.

3. Kurangnya Rasa Saling Menghargai
Salah satu faktor penting dalam sebuah pernikahan yang sehat adalah adanya rasa saling menghargai, itulah menurut pendapat Dr. Savage. Kalau rasa itu sudah tidak ada, misalnya salah satu pasangan terus-menerus merasa tidak dihargai, ditolak, sementara pasangan yang satunya menolak membahas sikapnya tersebut, pernikahan tersebut berada dalam masalah.

"Pernikahan yang sudah sampai tahap ini beracun. Tidak lagi ada peradaban di situ. Masing-masing pihak saling menyerang atau bertahan," ujar Savage.

4. Tidak Lagi Menjadi Tim
Memang terkesan berbau olahraga, tapi kenyataannya setelah menikah Anda dan suami adalah sebuah tim. Pasangan dengan hubungan pernikahan yang sehat bekerja layaknya tim, mulai dari mengurus anak, mengerjakan tugas rumah hingga saling mendukung karir dan ambisi masing-masing.

"Jika kalian mulai saling menjauh atau tidak lagi bekerjasama dalam menghadapi masalah sehari-hari, itu adalah tanda adanya masalah serius," jelas Dr. Savage.

5. Pasangan Tidak Setia yang Tetap Berteman dengan Mantan Selingkuhannya
Pasangan yang ketahuan berselingkuh, tidak cukup hanya menghentikan perselingkuhan itu, saran Dr. Kaye. Menurutnya untuk kembali menumbuhkan kepercayaan pasangannya, pihak yang berselingkuh harus stop berhubungan dengan mantan selingkuhannya. Jika ternyata pihak yang selingkuh masih berteman, pernikahan tersebut tetap akan berjalan di tempat dan bisa berakibat buruk.

6. Tidak Ada Lagi Saling Kompromi
Selain saling menghargai, salah satu kunci keutuhan sebuah pernikahan adalah kompromi. Ketika Anda dan si dia menikah, kompromi dalam hal apapun akan terus dilakukan sampai maut memisahkan. Namun jika di tengah perjalanan, salah satu pihak tidak lagi mau berusaha untuk berkompromi, menurut Dr. Kaye, pernikahan itu bukan lagi pernikahan yang sehat.

7. Tidak Sepaham Soal Kehadiran Anak
Ada banyak hal dalam sebuah hubungan pernikahan yang bisa dikompromikan, seperti soal uang, urusan pekerjaan rumah tangga, dan lain-lain. Namun untuk masalah anak, jika Anda dan suami tidak sepaham, ini bisa berakibat buruk untuk pernikahan.

"Punya anak adalah tujuan hidup seseorang. Jika ternyata salah satu dari pasangan tidak mau dan pasangan lainnya tak bisa menerima hal itu, sebuah pernikahan akan berakhir," jelas Bowman.

8. Stop Berkomunikasi
Masalah dalam sebuah pernikahan bisa diselesaikan asalkan kedua belah pihak mau saling bicara secara terbuka. Jika ternyata pernikahan Anda sampai pada titik, Anda dan suami membicarakan hal-hal yang terlalu biasa, seperti siapa yang harus membeli buah, itu artinya hubungan tersebut bermasalah.

"Kurangnya keintiman dan komunikasi masalah pribadi dalam sebuah pernikahan merupakan pertanda buruk. Apalagi jika ternyata salah satu pihak lebih suka membicarakan masalahnya dengan orang lain," tutur Dr. Savage.

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Newer Post Older Post ►